Sabtu, 03 Mei 2008

Bersama Puang Nenek.




Anakku dengan puang nenek dan opo nya
Orang Manado biasanya memanggil orang tua dari oma sebagai opo. Ketiga anakku tidak pernah bertemu dengan oponya, karena oma-opa meninggal baru aku menikah.
Kematian oma memang sangat menyedihkan, karena oma memang sangat dekat denganku. Saat masih hidup, jika menelponku oma hanya menangis dan tak bisa berkata-kata. Maka setiap saat aku berdoa semoga oma dilapangkan jalannya. Untuk mengenal leluhurnya, maka aku juga mengajak mereka untuk mendatangi makam oma dan opa, biar mereka mengerti silsilah. Hal ini juga selalu oma lakukan waktu aku kecil. Bukan hanya ke makam, tetapi oma selalu menceritakan cerita-cerita keluarga kami.

Alhamdulillah mereka masih sempat bertemu dengan puang nenek. Moga-moga ini masih membekas dalam benak mereka, bahwa dari sisi mamanya, ada darah Bugis Bone dan Minahasa, serta dari papanya orang Jawa tulen.