MBAK DARMI WANITA KUAT,
Penyakit kanker rahim mengrogoti mbak Darmi sejak pertengahan 2003, tapi itu tak membuat mbak Darmi putus asa, optimisme serta sugesti yang dibangun yang kadang orang yang melihat meneteskan airmata tak membuat mbak Darmi melemah.
Setiap melihatmu, hati saya tak tega.....penderitaanmu begitu berat, tapi sama sekali tak ada keluahan di raut wajahmu. Setiap rasa sakit itu menyerang.....mbak Darmi hanya berzikir....dan berzikir.....Masya Allah....aku kagum dan merunduk....betapa sabarnya mbak Darmi menerima semua cobaan ini,
Dalam keadaan lemah.....mbak Darmi selalu menanyakan Abil, Vansa dan Caysa dan jika saya sudah terlalu lama di RS menengok, mbak Darmi justru meminta kami pulang karena telah berulang kali ditelpon anak-anak. Dan semua anak-anak punya kesan tersendiri bagi mbak Darmi.
Mbak, ketika mas Concon menikah dan semua keluarga ke Malang untuk menghadiri pernikahan mas Concon, saya memilih untuk menemani mbak Darmi. Keharuaan yang sangat dalam ketika kemudian mas Concon sebagai anak tertua dan anak pertama memohon restu. Linangan air mata tak bisa mbak Darmi bendung, ya......mbak Darmi sangat haru dan bersujud syukur. Mbak.....detik demi detik pernikahan mas Concon engkau ikuti walau hanya lewat telpon. Tapi keharuan itu....keharuan seorang ibu dan restu yang sangat bernilai.
Saat Allah memanggil mbak Darmi.....ya Allah....engkau telah memanggil makhluk terbaikMu, dengan sugesti yang ada mbak darmi bertahan dan terus bertahan sampai tak kuasa.............
(Foto ini diambil saat lebaran terakhir, dan tiap lebaran saya selalu berdoa untuk bisa bertemu lebaran kemudian, dimana bisa bersilaturrahmi lagi. Ternyata sudah 1 tahun saya melewati lebaran tanpa mbak Darmi)
Penyakit kanker rahim mengrogoti mbak Darmi sejak pertengahan 2003, tapi itu tak membuat mbak Darmi putus asa, optimisme serta sugesti yang dibangun yang kadang orang yang melihat meneteskan airmata tak membuat mbak Darmi melemah.
Setiap melihatmu, hati saya tak tega.....penderitaanmu begitu berat, tapi sama sekali tak ada keluahan di raut wajahmu. Setiap rasa sakit itu menyerang.....mbak Darmi hanya berzikir....dan berzikir.....Masya Allah....aku kagum dan merunduk....betapa sabarnya mbak Darmi menerima semua cobaan ini,
Dalam keadaan lemah.....mbak Darmi selalu menanyakan Abil, Vansa dan Caysa dan jika saya sudah terlalu lama di RS menengok, mbak Darmi justru meminta kami pulang karena telah berulang kali ditelpon anak-anak. Dan semua anak-anak punya kesan tersendiri bagi mbak Darmi.
Mbak, ketika mas Concon menikah dan semua keluarga ke Malang untuk menghadiri pernikahan mas Concon, saya memilih untuk menemani mbak Darmi. Keharuaan yang sangat dalam ketika kemudian mas Concon sebagai anak tertua dan anak pertama memohon restu. Linangan air mata tak bisa mbak Darmi bendung, ya......mbak Darmi sangat haru dan bersujud syukur. Mbak.....detik demi detik pernikahan mas Concon engkau ikuti walau hanya lewat telpon. Tapi keharuan itu....keharuan seorang ibu dan restu yang sangat bernilai.
Saat Allah memanggil mbak Darmi.....ya Allah....engkau telah memanggil makhluk terbaikMu, dengan sugesti yang ada mbak darmi bertahan dan terus bertahan sampai tak kuasa.............
(Foto ini diambil saat lebaran terakhir, dan tiap lebaran saya selalu berdoa untuk bisa bertemu lebaran kemudian, dimana bisa bersilaturrahmi lagi. Ternyata sudah 1 tahun saya melewati lebaran tanpa mbak Darmi)