Sabtu, 29 Maret 2008

Mbak Mimin,MAs Adib,Mbak Danik


Mbak Mimin...Kita waktu bersama di Alhidayah berbeda gang, tapi tentu tak mengurangi keakraban kita. Mbak Mintoel tak banyak yang berubah, wajahmu tetap cantik, penampilan tetap modis dan tentunya walau dengan anak yang sudah lima, masih aja kelihatan awet muda. Aku yakin ini semua karena inner beauty yang kuat, membuat semuanya memancar penuh pesona.


Mas Adib....Tetap dengan bahasa diam dan senyum... Membuat orang kadang salah mengartikan. Syukurnya sedikit yang mengartikan senyum sebagai ungkapan kebencian. Jadi tetaplah tersenyum, asal jangan senyum sendiri. Mbak Daniek...Renyah tawamu mengingatkanku pada "tangis kerinduan" pada mas Eko 21 tahun lalu saat melepas mas Eko di stasiun Tugu. Ah....ternyata cinta kalian begitu abadi. Selamat ya mbak.... Saat ini aku merindukan transfer jiwa entrepreuner mbak danik dan mas Eko, siapa tau kita-kita yang PNS bisa juga berjiwa pengusaha. Amien...