Sebenarnya saat ini saya tak punya hubungan kerja lagi dengan pak Halim. Karena sudah beberapa kali perombakan majelis, sehingga pak Halim (Abdul Halim) sudah gak membantu majelis kami.
Tapi walau begitu, rasanya pak Dul (panggilan lain untuk pak Halim) masih saja dengan ulahnya yang lamanya yang suka “panggil” saya untuk bersidang di majelisnya, yang membuat orang lain hanya bisa geleng-geleng kepala mendengarnya.
Beban kerjanya memang cukup banyak, sehingga tak jarang tugas pokoknya sering terabaikan. Sudah saatnya sidang, BAP sidang sebelumnya belum diketik (apalagi dulu pak Halim belum mahir menggunakan komputer), relas panggilan sidang belum ada dalam berkas, atau sudah saatnya salinan putusan harus diambil tapi majelis belum sempat mengonsep. Ah....pokoknya penuh pemakluman!! Karena pak Dul sendiri tau betul apa yang menjadi kesalahannya, jadi sebelum menemui hakim, wajahnya sudah cengar-cengir duluan, udah deh....kalau udah begitu, pasti ada maunya!! Dan jelas tentu salah momen kalau mau “dimarahin”, wong orang senyum-senyum dimarah. Hehe...