Jumat, 25 April 2008

Bersama keluarga Salim Assagaf




Bersama keluarga Salim Assagaf
Menilik namanya aja pasti di benak kita adalah komunitas Arabian. Dan ini memang tak terbantahkan. Kami-kami yang bukan Arab menjadi ”minoritas”, yang kadang hanya senyum-senyum sendiri karena kok kami bisa ”terdampar” di keluarga ini.

Tapi tentu ini tak masalah, karena abahnya Ima serta umi sangat baik dengan kami, begitu juga dengan saudara-saudara Ima (kak Erik, kak Ida,Kak Fahi,kak Fami dan dik Al). Semuanya ok banget....dan kami bisa membaur. Hanya akhirnya kami mendapat tugas untuk ”mengawal” Ima keman-mana. Jika kami yang izin untuk keluar dengan Ima, pasti diizinkan. Jadi sering sekali demi Ima kami harus susah-susah payah izin ke kakak-kakak Ima biar Ima bisa keluar di luar jam kuliah.

Umi memang mendidik anak-anaknya dengan ketat, waktu sholat, saat mengaji dan kuliah semua selalu dalam pantauan, sehingga memang terbukti keluarga Ima semua sukses di bidang masing-masing.

Sebagai keluarga muda, tentu ada yang bisa kita ambil dari pola didik umi, tapi tentu tidak semuanya karena zaman telah berganti.