Selasa, 22 April 2008

CAYSA DI HARI KARTINI




CAYSA DI HARI KARTINI,
Ini peringatan hari Kartini saat Caysa masih di TK. Pentas seni dan drama tentang perjuangan emansipasi wanita. Seru karena bisa dimaklumi gimana ”blepotannya” pentas drama itu. Ger-geran karena dialognya di luar skenario, atau bahkan terlalu kaku karena seperti hafalan, nyrocosssss....tanpa nafas,mungkin sama juga saat kita kecil menghafal sajak Gajah.

Sayangnya ”tradisi” ini tidak berlanjut ke SD, entah apa yang menjadi pertimbangan guru-guru mereka, apa merasa bahwa mengenalkan sosok kartini cukup dengan sistem pembelajaran di depan kelas, dan tak perlu bentuk ”visual”. Satu sisi meringankan saya sebagai orang tua karena tak perlu mempersiapkan "kostum Kartini, tapi di sisi lain saya kuatir, apa nilai-nilai perjuangan Kartini akan sampai ke anak-anak kita sekarang. Atau gurunya berpikir kalau zaman sudah berubah, emansipasi sudah mejadi ada dan berkembang di sekeliling kita.

Ini berbeda dengan Abil, yang notabenenya kelas Internasional, yang dalam kurikulumnya sudah tidak ada bahasa Jawa, tapi saat hari Kartini, merekadiwajibkan menggunakan busana adat jawa. Dan jadilah Abil berbusana Jawa, walau saat menggunakan, ”ngomel-ngomel”, karena gak bisa jalan dan lumayan ribet. Tapi ternyata setelah dipakai, senang juga karena merasa cakep, dan pede sebagai orang Jawa.