Minggu, 31 Agustus 2008

Wajahmu amarahku


Melihat wajahmu...
amarah terasa bergemuruh.
Sesak napasku
dan harus kuhirup udara yang semakin luruh.

Rasanya tak ada yang istimewa,
bahkan jauh di bawah kelayakan
wajah kusam berselimut keriput,
rambut yang penuh uban sebelum waktunya
semakin menunjukkan bahwa jauh dari sentuhan perawatan.
Itulah kamu.....

Kau hadir selalu membuat lara
menyayat hati menggoreskan kepedihan
tak hanya sekali air mata menetes deras
karena kehadiranmu merampas segalanya
merampas mimpi yang dirajut
merobek angan dan harap

Tapi..
aku tak berdaya untuk protes
karena suaraku tak pernah terdengar
karena terlalu lirih dengan kepedihan

Aku hanya bisa menunduk
tuk menghindar
agar tak bisa menatapmu
agar tak ada emosi
agar aku masih mampu untuk menghirup udara